Web Archive

Jangan yah...!!

Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 September 2010

Fadhilah Puasa

“Segala amal perbuatan manusia adalah hak miliknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah bagi-Ku, dan Akulah yang membalasnya.” Hadits Qudhsi.

Puasa adalah amal ibadah yang bersifat rahasia, didalamnya tiada unsur popularitas dan yang tahu pasti hanya Allah semata, jauh berbeda dengan amal-amal ibadah lainnya. Oleh karena itu, maka pahala puasa diprioritaskan langsung oleh Allah Swt yang berhak mengaturnya.

Selamat Berpuasa Berhubungan dengan itu Nabi Saw bersabda, ”Adalah ketika tiba hari kiamat, nampaklah suatu jamaah yang melayang-layang, terbang dengan sayap-sayapnya seperti burung diatas pagar-pagar surga, lalu petugas pengamanan di surga bertanya, ‘Maaf kalau boleh aku tahu, siapakah sebenarnya anda-anda ini?’ Jawab mereka, ‘Kami adalah jamaah dari umat Muhammad Saw.’ ‘Lalu tolong beritahu aku, bagaimana dengan hisab amal anda?’ Jawab mereka, ‘LAA, kami tidak terkena proses hisab, kami lolos dari hisab.’ ‘Kemudian bagaimana dengan lintasan shirat anda?’ Jawab mereka, ‘Tidak, kami tanpa melintasi shirat.’ Petugas surga dibuat tercengang oleh mereka, lalu bertanya, ‘Nah, kenapa anda sampai pada tingkat kedudukan tertinggi ini?’ Jawab mereka, ‘Kami dulu sewaktu hidup di dunia beramal dan taat beribadah kepada Allah penuh rahasia, maksudnya tanpa pamrih, tanpa dorongan popularitas, demikian pula kami di alam kekal ini, diantarkan ke surga secara rahasia.’” (Zubdatul wa’idhin).

Dalam suatu hadits Nabi Saw bersabda, ”Lima perkara diberikan kepada umatku, tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya yaitu:

  1. Allah memandang umat ini penuh rahmat pada malam pertama Ramadhan, padahal siapa yang dipandang penuh rahmat oleh-Nya, maka Allah tidak bakal menyiksa selama-lamanya.
  2. Para malaikat beristighfar bagi umat ini, atas perintah Allah Swt.
  3. Sungguh, bau mulut ketika berpuasa, disisi Allah diganti dengan bau harum melebihi minyak kasturi.
  4. Allah berfirman menyuruh surga agar menghias diri dan beruntunglah bagi hamba-Ku yang mukmin, sebab mereka adalah kekasih-Ku.
  5. Allah mengampuni seluruh umat ini (umat Nabi Muhammad Saw).

Dan berkaitan dengan hal ini, hadits dari Abu Hurairah, Nabi Saw bersabda, “Siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, penuh keimanan dan keikhlasan, pasti diampuni dosa-dosa terdahulu baginya.” Dari Jabir, Rasulullah Saw bersabda,” Sungguh Allah Swt menciptakan seorang malaikat berwajah empat, jarak antara wajah satu dengan lainnya diperkirakan sejauh 1000 tahun perjalanan. Maka dengan wajah satu ia bersujud hingga kiamat, seraya bertasbih, ‘Maha Suci Engkau, alangkah indahnya Engkau.’ Dan dengan wajah satunya lagi ia pandang neraka Jahannam, seraya berguman, ’Celaka bagi orang yang terjerumus ke dalamnya.’ Dan dengan wajah lainnya ia tatap surga dan katanya, ‘Beruntunglah orang yang menjadi penghuninya.’ Dan dengan wajah terakhir, ia pandang ‘Arasy Allah Yang Maha Pemurah, seraya berdoa, ‘Ya Allah, kasihanilah umat Muhammad yang tengah berpuasa Ramadhan, dan janganlah Engkau menyiksanya.’” (dikutip dari kitab Zuhratur Riyadh).

Asal Usul Diwajibkannya Puasa

Bahwasannya Allah Swt setelah menciptakan akal berfirman, ”Hai akal menghadaplah kamu kepadaku,” maka dengan segera akal menghadap-Nya. Lalu Allah menyuruhnya, “Mundurlah hai akal,” maka ia segera mundur mentaati perintah Allah Swt. Kemudian Allah bertanya, “Hai akal, siapakah sebenarnya kamu dan Aku ini?” Jawabnya, “Ya Allah, Engkaulah Tuhan sesembahanku, sedang aku hanyalah seorang hamba-Mu yang lemah.” Akhirnya ia dipuji oleh Allah dengan firman-Nya, “Hai akal, tiada makhluk yang Kuciptakan lebih mulia dibandingkan kamu.” Kemudian Allah ciptakan pula nafsu, dan ketika ia disuruh menghadap Allah, tiada sepatah katapun jawaban darinya, bahkan ketika ditanya, “Siapa kamu, dan siapa Aku?” Jawabnya, “Aku ya aku, Kamu ya Kamu!” Maka dengan demikian ia patut menjalani hukuman, akibat tidak tahu diri, ia disiksa dilemparkan ke dalam kobaran api neraka Jahannam selama 100 tahun, dan setelah habis masa hukumannya, ia dikeluarkan dari neraka. Lalu ditanya, “Siapakah sebenarnya engkau, dan siapa pula Aku?” Jawabnya tiada berbeda dengan dulu, “Aku ya aku, Engkau ya Engkau.” Akhirnya ia dihukum lagi, tapi kali ini ia dilemparkan ke dalam neraka lapar selama 100 tahun, sehabis masa hukumannya ia ditanya lagi tentang diri dan penciptanya, maka berkat hukuman lapar (puasa) ia mengakui nahwa dirinya adalah seorang hamba yang lemah, dan Allah Tuhannya, itulah sebabnya Allah mewajibkan puasa baginya.” (Misykah).

Rahasia Puasa Sebulan Penuh

Setelah ulama menceritakan tentang rahasia atau hikmah diwajibkannya puasa sebulan penuh dalam bulan Ramadhan itu adalah bermula dari peristiwa yang cukup membuat bingung bapak Adam dan ibu Hawa. Yaitu ketika beliau bermukim di surga, melanggar larangan Allah dengan makan buah Khuldi, waktu itu buah itu pun terhenti di kerongkongannya selama satu bulan penuh, akhirnya ia bertaubat, dan sesudah itu Allah mewajibkannya puasa satu bulan penuh, baik di siang dan malam harinya. Sebab kelezatan dunia itu 4 macam, yaitu: makan, minum, bersetubuh, dan tidur nyenyak, yang semua itu sebagai penghalang sampainya (komunikasi) seorang hamba terhadap Tuhannya. Adapun kewajiban bagi Nabi Muhammad beserta umatnya puasa di siang hari Ramadhan, pada malam harinya boleh berbuka, adalah merupakan kemuliaan dan kemurahan dari Allah Swt, dan hal ini wajib disyukuri oleh seluruh umat Islam.

Durratun Nashihin

Fadhilah Bulan Ramadhan

“Barang siapa yang bergembira menyambut kehadiran bulan Ramadhan, pasti Allah mengharamkan tubuhnya atas neraka apa saja.”

Pada malam pertama bulan Ramadhan Allah berfirman, “Siapa mencintai-Ku, pasti Aku mencintainya, siapa mencari rahmat-Ku, pasti rahmat-Ku pun mencarinya, dan siapa beristighfar kepada-Ku, pasti Aku mengampuninya, berkat hormat bulan Ramadhan, lalu Allah menyuruh malaikat mulia pencatat amal, khusus dalam bulan Ramadhan supaya menulis amal kebaikan semata, tidak mencatat perbuatan kejahatan mereka, dan Allah menghapus dosa-dosa terdahulu bagi mereka.”

Marhaban Ya Ramadhan Dalam kitab Hayah diceritakan, bahwasannya shuhuf Ibrahim AS diwahyukan awal malam bulan Ramadhan, kitab Taurat malam ke-6 Ramadhan (terpaut 700 tahun dengan Shuhuf Ibrahim AS), kitab Zabur malam ke-12 Ramadhan (terpaut 500 tahun dengan Taurat), Kitab Injil Malam ke-18 Ramadhan (terpaut 1200 tahun dengan Zabur), sedangkan kitab Al Quran malam ke-27 Ramadhan (terpaut 620 tahun dengan Injil).

Ketika awal hari (hilal) bulan Ramadhan telah tampak berserulah ‘Arasy, Kursi, dan para malaikat serta makhluk lainnya dengan keras, kata mereka, ”Beruntunglah sekalian umat Muhammad, dengan kemuliaan disisi Allah Swt, karena segenap makhluk memohonkan ampun bagi mereka, mulai dari makhluk besar seperti matahari, bulan, bintang-bintang, dan burung-burung di langit, serta ikan-ikan di lautan, hingga setiap hewan dan binatang melata di bumi yang bernafas, semua tiada tertinggal memohonkan ampun buat mereka di siang dan malam hari, kecuali setan-setan terkutuk. Maka pagi-pagi tiada seorangpun yang dibiarkan hidup penuh dosa, mereka diampuni oleh Allah Swt. Bahkan Allah menyeru para malaikat, “Hadiahkanlah semua pahala shalawat dan tasbihmu selama bulan Ramadhan bagi umat Muhammad Saw.”

Bahwasannya seorang pria bernama Muhammad, ia tiada pernah shalat sama sekali, kemudian di saat bulan Ramadhan tiba, tersentuhlah hatinya untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah Swt. Sejak awal Ramadhan ia berhias diri dengan pakaian indah dan minyak harum, lalu ia kerjakan shalat dan mengqadha seluruh shalat yang ia tinggalkan selama hidupnya. Tiba-tiba datanglah seorang kawan bertanya, “Kenapa anda lakukan yang demikian ini?” Jawabnya, “Ketahuilah kawan, bahwa bulan ini adalah bulan taubat, bulan penuh rahmat dan kebaikan, semoga dengan demikian (bertaubat dan beribadah) sebagaimana layaknya manusia berikhtiar, Allah mengampuni segala dosaku.” Kemudian, setelah sekian tahun pria yang bernama Muhammad itu meninggal dunia. Seorang kawan bertemu dengannya didalam mimpi dan ketika ditanya, “Balasan apakah yang selama ini kau rasakan dalam alam baka dari Allah Swt?” Jawabnya, “Allah mengampuni segala dosaku dengan kemuliaan-Nya, berkat menghormat bulan suci Ramadhan, dan aku menyambutnya dengan bertaubat serta beribadah didalamnya.”

Dari Sayyidina Umar bin Khattab, Nabi Saw bersabda, “Di bulan Ramadhan, apabila seorang terbangun dari tidurnya lalu menggerakkan tubuhnya di atas ranjangnya, maka malaikat berkata, “Bangunlah segera, semoga Allah memberkati dan memberikan rahmat kepadamu.” Kemudian apabila ia tegak hendak melakukan shalat (ibadah di malam hari), maka ranjang tempat ia tidur pun berdoa, “Ya Allah, gantikanlah ranjang-ranjang (kasur) tinggi tebal baginya.” Dan ketika ia memakai pakaian, maka pakaian itupun berdoa, “Ya Allah, berilah ia pakaian indah dari surga.” Disaat memakai sandal, sandalpun berdoa, “Ya Allah, teguhkanlah kedua kakinya di atas shirat.” Ketika menuju (kolam) tempat air, maka tempat airpun berdoa, “Ya Allah, berilah ia tempat-tempat minum dari surga.” Ketika ia berwudhu, airpun berdoa,”Ya Allah, bersihkanlah ia dari segala noda dan dosa.” Akhirnya ketika ia tegakkan shalat di dalam rumah, maka rumahnya ikut berdoa, “Ya Allah, lapangkanlah kuburnya dan terangilah liangmya, serta tingkatkanlah rahmat, kasih saying-Mu padanya.”

Doa mereka dikabulkan dan Allah memandang orang tersebut penuh kasih saying, firman-Nya, “Hai hamba-Ku, kamu yang berdoa dan Akulah yang mengabulkan, kamu meminta dan Akulah yang memberi, kamu beristighfar dan Aku yang memberi ampunan.”

Bahwasannya kelak di hari kiamat, Ramadhan bakal menghadap Allah dengan paras indah, seraya bersujud kepada-Nya, lalu Allah berfirman, “Ya Ramadhan mohonlah apa yang menjadi keinginanmu, dan tolonglah orang yang mengenal (memenuhi) hakmu,” kemudian ia berputar menelusur padang luas mencari mereka yang telah memenuhi haknya, ia ajak mereka dan menolong mereka, akhirnya sampailah dihadapan Allah Swt. Dan Allah berfirman, “Ya Ramadhan apa yang kau inginkan?” Jawabnya, “Aku menginginkan supaya mereka diberi mahkota kebesaran.” Maka Allah berkenan memberi 1000 mahkota, dan selanjutnya memberi syafaat kepada 70.000 yang berbuat dosa besar, dan memberi 1000 bidadari sebagai pasangan mereka, dimana setiap bidadari membawahi 70.000 orang gadis, kemudian dinaikkan ke atas kendaraan Buraq yang mewah, firman Allah, “Ya Ramadhan apa lagi yang kau inginkan dari-Ku?” Jawabnya, “Tempatkanlah mereka disisi Nabi-Mu.” Maka Allah tempatkan mereka di surga Firdaus. Firman Allah, “Apa lagi yang kau inginkan dari-Ku? Jawabnya, “ Ya Allah Engkau telah memenuhi keinginanku, dimanakah kemuliaan-Mu?” Lalu Allah memberi mereka 100 negeri yang terbuat dari batu permata merah indah dan batu pualam hijau, dimana 1000 bangunan istana megah terdapat di setiap negeri tersebut.”

Dari Ibnu Abbas Ra, Nabi Saw bersabda, “Adalah di awal Ramadhan, angin Matsirah berhembus dari bawah “Arasy, dan bergoyanglah daun-daun pohon surga, lalu mengeluarkan bunyi irama suara merdu yang belum pernah didengar siapapun, hingga serombongan bidadari tercengang mendengarnya dan memperhatikan sumber bunyi suara merdu tersebut, sambil berdoa, “Ya Allah, jadikanlah bagi kami pasangan suami istri dengan hamba-Mu dalam Ramadhan ini.” Maka tiada seorang yang puasa di bulan Ramadhan kecuali menjadi pasangan para bidadari pingitan tersebut.” Sebagaimana firman Allah Swt, “Para bidadari cantik jelita menggiurkan, putih bersih, dipingit dalam kemah.” (Ar Rahman: 72). Pada setiap bidadari tersebut berhias dengan 70 aneka perhiasan warna-warni, dan bagi setiap wanita ranjang tidur terbuat dari permata merah indah bersulam mutiara, dan di setiap ranjang dipasang 70 kasur tebal berikut perabot lainnya, disamping 70 buah meja makan penuh aneka hidangan lezat-lezat yang dipersiapkan buat mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan, selain kebaikan amal perbuatannya.

Dari Anas bin Malik Ra, Rasulullah Saw bersabda, “Di bulan Ramadhan, bagi orang yang mengikuti majelis ilmu untuk mendengarkan pengajian, maka Allah mencatat baginya setiap langkah menjadi ibadah penuh setahun, dan ia bakal menyertaiku di bawah naungan ‘Arasy, siapa aktif berjamaah selama Ramadhan, maka Allah memberinya setiap rakaat menjadi suatu kota penuh kenikmatan, dan siapa berbakti kepada bapak ibunya selama Ramadhan, maka ia diberi pandangan penuh rahmat Allah Swt, dan aku (Nabi Muhammad Saw) memberi jaminan penuh di surga padanya. Kemudian tiada seorang wanita (istri) berbakti kepada suaminya selama Ramadhan, kecuali pahalanya seimbang dengan pahala yang diperoleh Siti Maryam ibu Nabi Isa dan Siti Asiah istri raja Firaun, yang teguh beriman sekalipun dihadapkan pada hidup dan kehidupan penuh ujian, dan siapa membantu sesama saudara muslim dalam rangka memenuhi hajat hidupnya selama Ramadhan, maka Allah menggantinya dengan memenuhi 1000 hajatnya di hari kiamat.”

Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw bersabda, “Siapa memberi lampu penerang di masjid Allah mana saja dalam bulan Ramadhan, maka Allah mengganti lampu penerang baginya di alam kubur, dan Allah memberi pahala baginya sebesar pahala para jamaah yang shalat di masjid tersebut, ditambah dengan shalawat sekalian para malaikat kepadanya, serta para petugas penanggung ‘Arasy memohonkan ampun baginya, selama lampu penerang tersebut dimanfaatkan di dalam masjid.”

Random Post

Web Counter
Twitter Khoiruddin_net Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More