Web Archive

Jangan yah...!!

Tampilkan postingan dengan label Spiritual. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Spiritual. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 September 2010

Lepas Dari Belenggu Harapan

Sudah lama aku ingin menulis tentang “harapan” ini. Namun karena masih banyaknya tugas rutinitas yang harus kukerjakan….terpaksa deh baru sekarang bisa menulis. Kebetulan pas momen nya tepat di awal tahun 2009 dan baru saja lepas tahun baru imlek.

Dalam artikel ku yang sebelumnya tentang bagaimana resep bahagia Deepak copra disebutkan, bahwa salah satu tips untuk mencapai bahagia adalah hidup dalam “kekinian”. Dalam arti janganlah terlalu banyak berharap, hiduplah pada saat ini. Hiduplah secara total pada saat ini saja.

Apakah artinya? Apakah kita tidak boleh memiliki harapan? Bukankah harapan adalah satu-satunya “lilin” yang tidak boleh padam tatkala “lilin-lilin" yang lainnya seperti kesempatan, keberhasilan……dll....boleh padam?

Yah…anda boleh mempertahankan harapan sepanjang harapan itu membuat anda bahagia. Tapi yang aku bahas di sini adalah sesuatu yang jauh melebihi harapan. Sesuatu yang tidak bisa aku gambarkan. Namun ketika itu hadir ……anda betul2 akan mampu menjalani hidup ini dengan lebih bermakna dan bahagia. Sesuatu ini yang selalu diajarkan oleh para pemikir besar seperti Krisnamurti, Dalai Lama, Deepak Copra dan masih banyak Guru besar lainnya. Bahkan hampir setiap tradisi agama apapun selalu menempatkannya sebagai sesuatu yang amat tinggi nilainya.

Banyak orang yang hanya terbelenggu oleh harapan kosong. Seluruh hidupnya dihabiskan untuk memikirkan harapannya terus. Sehingga jauh dilubuk hatinya yang dirasakan hanya kurang dan kurang terus. Didalam dirinya seperti ada jurang yang tak ada dasarnya. Berjuta juta keinginan dan harapan ia tanamkan di dalam pikirannya…..Hidupnya susah dan tidak bahagia. Dia tidak pernah merasakan nikmatnya hidup. Dia tidak pernah mensyukuri apa-apa yang telah ia peroleh…..melainkan dia terus memikirkan apa-apa yang belum ia peroleh. Hidupnya selalu saja kurang …..dan kurang terus.

Lepaskan lah diri anda dari belenggu harapan dan nikmatilah hidup ini apa adanya. Dengan penuh cinta dan syukur. Berbagi dengan sesama. Dan mengalirlah dengan sungai kehidupan ini. Nyanyikanlah lagu kehidupan tra…la…la….la…la….Saya yakin anda akan menemukan kebahagiaan yang tanpa batas. Kebahagiaan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang ada hanyalah anda setiap hari merasa bersyukur dan bersyukur dalam kondisi apapun.

Saya kasih contoh bagaimana seseorang bisa lepas dari belenggu harapan. Seorang bob sadino pernah mengatakan “ Kalau dulu saya berharap punya mobil mewah, rumah mewah dan punyai milyaran rupiah…….mungkin saya tidak pernah menjadi seperti ini. Bahkan sejak pertama kali saya merintis usaha jualan telur ayam dari rumah ke rumah….saya tidak pernah berharap untuk menjadi konglomerat. Bayangkan kalau harapan itu ada….pasti saya akan berpikir…..masa, kongomerat kok jualan telur ayam. Waktu itu saya hanya berpikir just do it…and du it datang”. Enak kan?...Begitulah kira-kira dialog Bob Sadino yang pernah saya baca dari sebuah artikel.

Dalam beramal ataupun beribadah kita sering diajarkan supaya ikhlas dan tidak mengharap imbalan apapun. Apa artinya? Artinya bahwa apa-apa kebaikan yang kita lakukan…..lakukanlah dengan tulus dan hilangkan semua harapan pujian atau lain-lainnya…Pasti anda akan mendapatkan kebahagiaan yang melebihi apapun di dunia ini. Yakinlah bahwa kebaikan anda pasti tercatat di semesta dan semesta akan melipat gandakan kebaikan itu kepada anda entah langsung ataupun tidak.

Demikian yang dapat aku sampaikan tentang harapan, kalau ada pendapat lain silahkan kirim ke emailku ya.

Semoga hari-hari kita berbahagia.
Salam sukses dan bahagia selalu !!!!

http://www.didiksugiarto.com/2009/01/lepas-dari-belenggu-harapan.html

Nabi saja Menangis, kenapa kita tidak?

Rasul Muhammad menangis semalaman menerima wahyu ilmu pengetahuan Tidak pernah rasulullah saw menangis sehebat itu. Bahkan ketika kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya. Ataupun ketika beliau mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat dari kaum kafir yang menentangnya. Tangisan rasulullah yang berlangsung semalaman terjadi sesaat setelah beliau menerima wahyu dari Allah, Sang Maha Berilmu,sebagaimana disebut dalam QS.Ali Imran:190-191 yang artinya sebagai berikut:

“Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam hari terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi (orang yang disebut) Ulil Albab. Yaitu orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dalam keadaan berdiri,duduk, dan berbaring dan ia selalu berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Kemudian dia mengatakan : Ya Tuhanku tidak ada yang sia-sia segala yang kau ciptakan ini. Maha suci Engkau,maka hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”

Di ceritakan, suatu ketika Bilal seperti biasa mengumandangkan adzan shubuh. Biasa nya sebelum adzan selesai, rasulullah sudah berada didalam masjid untuk kemudian memimpin sholat berjamaah bersama para sahabat, Namun tidak seperti biasanya, rasulullah belum hadir meskipun bilal sudah menyelesaikan kalimat terakhir adzannya.

Ditunggu beberapa saat oleh Bilal dan para sahabatnya, rasulullah juga tidak muncul di masjid. Akhirnya, karena kawatir terjadi sesuatu , maka Bilal pun memutuskan menjemput nabi, yang rumahnya bersebelahan dengan masjid tersebut.

Pintu bilik rumah nabi diketuk-ketuk oleh Bilal sambil mengucapkan salam. Tidak langsung ada jawaban dari dalam bilik. Namun sejurus kemudian mempersilakan Bilal masuk.

Apakah yang dilihat Bilal...? Ia melihat nabi dalam keadaan yang sangat mengharukan.air mata berlinangan di pipi beliau. Matanya sembab menunjukkan betapa beliau telah menangis cukup lama semalaman.

Karena kawatir melihat kondisi Nabi, maka Bilal pun bertanya kepada beliau, ”Ada apakah gerangan sehingga rasulullah menangis seperti itu. Apakah Nabi sakit. Atau Nabi ditegur oleh Allah. Ataukah ada kejadian hebat lainnya?” Maka rasulullah menjawab bahwa beliau semalam telah menerima wahyu dari Allah QS ali imran 190-191 tersebut diatas.

Marilah kita lihat keajaiban penciptaan langit dan bumi.

Pernahkah kita keluar di malam hari. Di tempat yang terbuka dan sedikit gelap arahkan pandangan ke langit. Kalau langit sedang cerah, kita akan bisa melihat bintang-bintang bertaburan di angkasa raya.

Pernahkah kita bayangkan bahwa bintang-bintang itu adalah matahari seperti matahari yang kita miliki di tata surya kita. Karena begitu jauhnya jarak matahari itu dengan bumi kita, maka kelihatan sangat kecil dan berkedip-kedip. Tapi sesungguhnya bintang-bintang itu adalah matahari. Bahkan banyak yang ukurannya jauh lebih besar dari matahari kita.

Matahari yang kita miliki ini diameternya sekitar 200 kali bumi. Isinya adalah gas hydrogen yang sedang bereaksi secara termonuklir menjadi gas helium. Sedangkan bintang-bintang itu ada yang besarnya berpuluh kali dibandingkan dengan besarnya matahri kita. Yang paling besar diketemukan oleh astronom adalah bintang Mu-Cepe, yaitu skitar 1500 kali matahari kita, alias ratusan ribu kali besarnya bumi.

Begitu besar ukurannya tetapi kelihatan begitu kecilnya. Ya, semua itu karena jarak bintang-bintang itu sangat jauh dari bumi. Berapa jarak bintang yang paling dekat dengan bumi?informasi astronomi mengatkan jaraknya sekitar 8 tahun cahaya. Apakah artinya cahaya saja membutuhkan waktu 8 tahun untuk menuju bintang yang paling dekat itu.

Jadi berapa kilometer? Mari kita hitung. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Jadi kalau cahaya membutuhkan waktu 8 tahun,berarti jaraknya adalah 8 th x 365 hr x 24 jam x 60 menit x 60 detikx 300.000 km = 75.686.400.000.000 km atau sekitar 75 triliun kilometer. Sungguh jarak yang tidak pernah terbayangkan dalam kehidupan kita.

Bisakah kita pergi kesana...? Di atas kertas mungkin saja. Tetapi memakan waktu berapa lama...? Marilah kita hitung. Andaikan sja kita naik pesawat ulang alik challenger atau Colombia yang mempunyai kecepatan 20 ribu km per jam. Berapa lama kita akan sampai di bintang tersebut.....? Ternyata kita membutuhkan waktu 428 tahun kita baru sampai di sana.kita membutuhkan 5-6 generasi untuk sampai di sana. Subhanallah………

Padahal jumlah bintang di alam semesta ini triliunan. Sehingga bumi yang kita tinggali ini juga tidak ada apa-apanya. Bumi bagaikan sebuah debu di hamparan ‘jagad padang pasir’ semesta. Di atas bumi yang bagaikan debu itulah miliaran manusia hidup dengan segala aktifitas dan kesombongannya! Masya Allah, sungguh begitu kecil kita dan luar biasa dahsyatnya kekuasaan Allah. Sungguh wajarlah bila nabi menjadi tersedu-sedu ketika menerima wahyu tentang kekuasaan Allah tersebut diatas.

Ada lagi yang sangat unik ketika mengamati bintang-bintang di angkasa . Sebagaimana kita telah bahas di atas bahwa bintang-bintang itu jaraknya sangat beragam, mulai dari matahari yang jaraknya 8 menit cahaya, bintang yang berjarak 8 tahun cahaya, sampai yang berjarak 10 miliar tahun cahaya.

Pernahkah anda bayangkan, bahwa matahari yang kita lihat setiap pagi itu adalah matahari 8 menit yang lalu....? Bukan matahari yang sekarang! Kenapa demikian....? Ya, karena sinar matahari memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi, yang berjarak 150 juta km dari matahari. Berarti matahari yang kita lihat pada saat itu adalah matahari 8 menit yang lalu! Aneh bukan....?

Begitu juga ketika kita melihat bintang yang berjarak 8 tahun cahaya. Bintang yang sedang kita lihat itu bukanlah bintang pada saat ini melainkan bintang pada saat 8 tahun yang lalu. Karena sinar yang sampai di mata kita itu adalah sinar yang sudah melakukan perjalanan sejauh 8 tahun cahaya. Bukankah sinar butuh waktu untuk menempuh jarak?

Tidak berbeda dengan bintang-bintang yang berjarak lebih jauh lagi. Kalau kita mengamati bintang berjarak 100 juta tahun cahaya, maka sebenarnya yang sedang kita amati adalah kondisi 100 juta tahun yang lalu.

Jadi kalau kita amati bintang-bintang pada malam hari, sebenarnya kita bukan melihat langit yang sekarang saja. Tetapi pada saat bersamaan sedang melihat langit sekarang,langit 1000 tahun yang lalu, langit 1 juta tahun yang lalu, dan bahkan langit 10 miliar tahun yang lalu...! Subhanallah.......

Sungguh kekuasaan Allah sangatlah besar terhadap alam semesta ini termasuk kita di dalam bumi yang seperti debu ini di hamparan jagad padang pasir semesta. Maka sangatlah tidak sepantasnya kita berlaku sombong dan membangga-bangakan diri. Astaghfirullahal 'Adziim. Aku memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa ku selama ini.

( Di tulis pada malam ke 16 ramadhan oleh Didik Sugiarto, dikutip dari buku : Pusaran energi ka’bah karya Agus Mustofa) semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sumber : http://www.didiksugiarto.com/2008/09/kekuasaan-allah.html

Random Post

Web Counter
Twitter Khoiruddin_net Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More